Mengapa Kita harus berpartisipasi dalam pergerakan ini
Yang perlu kita sadari adalah bahwa hampir
lebih dari 80 % kandungan Al Qur’an itu isinya mengenai perjuangan para Nabi AS
dalam berdakwah, kisah-kisah ummat yang menolak dakwah para Nabi AS. Tidak ada
diterangkan di dalam Al Qur’an ini mengenai jumlah ibadah Nabi-Nabi, berapa
banyak sholatnya ? berapa banyak dzikirnya ? berapa banyak puasanya ? tetapi
justru yang diceritakan adalah kebanyakan daripada pengorbanan para Nabi. Ini
karena Allah ingin kita belajar dari pada pengorbanan para Nabi-nabi ini. Napak
tilas pengorbanan merekalah yang telah mendapatkan ridho Allah ini yang patut
kita ikuti. Bahkan jantung daripada Al Qur’an itu sendiri yaitu surat yassin,
isinya menjelaskan kisah seorang pemuda yang mengajak kaumnya untuk mengikuti
daripada ajakan, dakwah, nabi-nabi yang telah datang kepada mereka. Sekarang
caranya bagaimana kita mengikuti Napak Tilas mereka yang telah di ridhoi Allah
ini.
Allah berfirman :
“ Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan
bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Dan mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” ( 9 : 100 )
Dan dalam ayat ini Allah telah menggambarkan
orang-orang yang telah Allah Ridhoi :
- Orang islam yang terdahulu dan yang pertama masuk islam ( Awallun Muslimin )
- Orang-orang Muhajjir dan Anshor
- Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik
Jadi yang perlu kita lakukan sekarang adalah
dengan meniru-niru pergerakan mereka yaitu menjadi orang-orang yang Muhajjrih (
hijrah membawa agama ) dan jika tidak pergi di jalan Allah kita bisa menjadi
Anshor ( orang-orang yang menerima Muhajjirin ). Dengan pergi di jalan Allah ini
meniru-niru daripada pergerakan dan perjuangan merka yang telah di ridhoi Allah
ini, mudah-mudahan Allah juga golongkan kita termasuk daripada “Orang-orang yang
mengikuti mereka ( Nabi dan Sahabat, Muhajjir dan Anshor ) dengan baik.” Untuk
perkara inilah penting kita ikut mengambil bagian dari pada usaha nubuwah
ini.
Allah berfirman :
“Walladzina’amanu wahajaru wajahadu
fissabillillahi walladzina awawwa nasharu ulaika humul mukinuna haqqan
lahummaghfirotuw warizqun kariim.” ( 8 : 74 )
Artinya : Dan orang-orang yang beriman dan
berhijrah ( Muhajjir ) serta berjuang pada jalan Allah, dan orang-orang yang
memberi tempat kediaman ( Anshor ) dan memberi pertolongan (kerja sama antara
Muhajjir dan Anshor / orang tempatan), mereka itulah orang-orang yang beriman
dengan Haq ( yang benar-benar beriman ). Mereka memperoleh ampunan dan rezeki
yang mulia.
Jadi orang-orang yang beriman ini, mereka
tidak ada keraguan dalam menjalankan perintah Allah dan mereka buktikan dengan
berkorban di jalan Allah. Allah telah bahwa orang yang mau berjuang di jalan
Allah lah yang Imannya adalah Haq, Iman yang sebenarnya. Kita tidak bisa
mengklaim diri kita beriman jika kita belum bisa membuktikan diri kita kepada
Allah, bahwa kita mau berkorban di jalannya sebagaimana nabi SAW dan para
Sahabat RA dahulu yang telah membuktikan keimanan mereka dengan pengorbanan yang
nyata di jalan Allah.
Allah berfirman :
“Apakah Kamu mengira bahwa kamu akan masuk
Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan
belum nyata orang-orang yang sabar.” ( 3:142)
Rasullulah SAW bersabda mahfum :
“Permisalan seorang yang melakukan Jihad di
jalan Allah adalah seperti orang yang berpuasa di siang hari, menghabiskan
masanya membaca qur’an dalam sholat, bersedekah secara terus menerus sampai si
Mujahid itu kembali. Itupun orang yang pergi di jalan Allah masih melebihi
daripada itu.”
Allah Swt berfirman :
“Apakah (orang-orang) yang memberi minuman
orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan
Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
kaum yang zalim (At-Taubah-19)”
Ayat ini turun asbab ketika Rasullah Saw
hijrah, parah orang kafir Quraish mencibir bahwa Nabi SAW sudah meninggalkan
amalan yang besar ke tempat yang tidak ada sama sekali keutamaan yaitu Madinah.
Mereka berpendapat bahwa tinggal di Mekkah itu lebih mulia dan melayani orang
ibadah haji tentu nilainya lebih tinggi dibanding hijrah ke Madinah untuk
berdakwah. Maka Allah bantahlah cibiran kafir Quraish ini bahwa tidak sama
nilainya, lebih tinggi orang-orang yang pergi di jalan Allah. Padahal sholat di
masjidil haram ini nilaninya 100.000 kali lebih tinggi di banding mesjid-mesjid
di luar tanah haram, belum lagi nilainya bertambah ketika bulan Ramadhan, namun
semuanya itu ditinggalkan oleh Nabi Saw dan para Sahabat RA demi takaza dakwah.
Apalagi kalau dibandingkan hanya meninggalkan kantor, meninggalkan pesantren,
wong keutamaan masjidil haram di bulan ramadhan dan berkhidmat untuk jemaah Haji
aja di tinggalkan demi Takaza Dakwah.
Jangan sampai yang namanya Dunia menghalangi
kita dari Kerja Dakwah ini dan dari berjuang di jalan Allah. Apa itu yang
namanya dunia ? segala sesuatu selain Allah yang dapat menjauhkan kita dari
perintah Allah adalah dunia.
Allah berfirman :
“Katakanlah : Jika Bapak-bapakmu, anak-anakmu,
saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaanmu yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaannya, rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan rasulNya
dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusanNya. Dan Allah tidak akan memberi petunujuk kepada orang-orang yang
fasik.” (9 : 24)
Inilah definisi dunia menurut sebagian ulama,
dan bagaimana dengan teknologi, ekonomi, kekuasaan, dan kekuatan militer ? Itu
hanyalah keperluan manusia saja bahkan hanya seperti hiasan dunia saja. Jadi
jangan sampai kita salah faham, bukan berarti kita tidak perlu teknologi,
ekonomi, kekuasaan, dan kekuatan militer, hanya saja itu bukan sebagai maksud
kita, tetapi hanya sebagai keperluan saja.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya kami telah jadikan apa yang ada
di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah diantara
mereka yang terbaik perbuatannya.” (18 : 7)
Dari riwayat Tirmidzi, Allah berfirman dalam
Hadits Qudsi :
“Wahai anak Adam jadikan seluruh hidupmu untuk
beribadah kepadaKu, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku akan
penuhi kebutuhanmu. Dan apabila engkau tidak mengerjakannya, niscaya Aku penuhi
kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan memenuhi
kebutuhanmu.”
Rasullullah SAW bersabda mahfum :
“Apabila engkau membaktikan dirimu hanya untuk
kepentingan perniagaan, dan menyebar lembu-lembumu untuk pertanian, dan engkau
puas dengannya, dan meninggalkan Jihad, maka Allah akan melimpahkan kehinaan ke
atasmu. Kehinaan ini tidak akan diangkat sehingga engkau kembali kepada agamamu
( dan berjihad di jalannya )”. ( HR Abu Dawud )
Orang-orang yang sibuknya hanya memperbaiki
memperbaiki keperluan saja dan melupakan maksud, maka pasti dan pasti
kehidupannya akan dipenuhi masalah. Kalau memperbaiki keperluan ini dijadikan
maksud maka yang terjadi adalah masalah akan bermunculan. Seperti seorang turis
yang naik kapal pesiar lalu dia transit di suatu pulau. Kalau si turis ini
ketika dia turun kepulau tersebut lalu membangun rumah membeli mobil dan semua
peralatan hidup maka hidupnya akan menjadi masalah ketika dia harus meninggalkan
pulau untuk pergi ke kota yang dia tuju. Ini karena transit di pulau itu bukan
maksud hanya keperluan, dan itu semua harus kita tinggalkan untuk menuju tempat
tujuan terakhir yaitu akheratnya Allah. Jadi harta, teknologi, ekonomi, semua
ini hanya keperluan saja bahkan menjadi ujian buat kita, karena semua itu hanya
perhiasan dunia yang suatu saat harus kita tinggalkan menuju kampung akherat.
Namun bukan berarti kita melupakan keperluan kita di dunia ini, karena walau
bagaimanapun yang namanya keperluan ini adalah sarana untuk dapat mencapai
maksud.
Ibarat / Kiasan :
Kapal adalah alat atau kendaraan menuju
kampung akherat. Namun yang terpenting dari kapal ini yang perlu di jaga agar
jangan sampai terjadi adalah bagaimana agar kapal ini jangan sampai bolong
sehingga air dapat masuk kedalam kapal. Sehingga menyebabkan kapal bisa
tenggelam. Air ini adalah dunia, tanpa air kapal tidak bisa jalan, namun jika
air masuk kedalam kapal, maka kapal bisa karam. Jadi penting kita usahakan
bagaimana hati kita ini tidak bolong kemasukan air dunia. Jika dunia sudah masuk
kedalam hati maka hati kita akan tenggelam sebagaimana tenggelammnya kapal yang
kemasukan air. Jadi dunia ini hanya keperluan saja agar kapal kita bisa sampai
pada tujuannya yaitu akherat. Orang yang hatinya sudah kemasukan dunia ini akan
terjangkit penyakit wahan. Apa itu penyakit Wahan yaitu penyakit cinta dunia
(Hubbud Dunia) dan Takut Mati. Lalu bagaimana mengatasi penyakit ini, ulama buat
ijtihad yaitu dengan meninggalkan dunia yang kita cintai ini sementara saja
dengan pergi di jalan Allah. Pergi di jalan Allah meninggalkan dunia yang kita
cintai ini hanya latihan saja sebelum maut menjemput dan kita harus meninggalkan
dunia selamannya. Inilah cara kita mempersiapkan diri.
Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, sukakah kamu
aku tunjukkan satu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang
pedih ? yaitu kamu beriman kepada Allah dan RasulNya, lalu kamu berjuang di
jalan Allah dengan harta dan diri kamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu
andaikan jika kamu mengetahuinya. Allah akan mengampuni dosa-dosamu, dan Allah
akan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan
tempat tinggal yang baik di dalam surga. Itulah Keuntungan ( kemenangan dan
kejayaan ) yang besar.”( 61 : 10 – 12 )
Disini Allah menawarkan kepada orang beriman
suatu perdagangan dengan Allah, berbisnis dengan Allah, yang dapat menyelamatkan
kita dari pada siksa Allah yang pedih. Padahal Allah tidak memerlukan kita. Jadi
tawaran ini hanya sebagai kasih sayang Allah kepada kita agar mau beramal.
Tawaran perniagaan yang seperti apa yang Allah tawarkan :
- Beriman kepada Allah dan RasulNya
- Berjuang di jalanNya dengan harta dan diri kita
Maka keuntungannya dari perniagaan ini hingga
Allah katakan sebagai keuntungan, kemenangan, kejayaan yang besar andaikan saja
kita mengetahuinya. Apa keuntungan itu :
- Ampunan dosa-dosa kita
- Dimasukkan kedalam Surga
Jadi derajat mereka yang mau berkorban di
jalan Allah ini sangat tinggi sekali di sisi Allah, sehingga Allah menawarkan
Jihad Fissabillillah ini sebagai suatu perniagaan yang dapat memberikan
keuntungan bagi kita. Bahkan Allah mengancam bagi mereka yang tidak mau
berkorban di jalan Allah atau mau berhenti atau istirahat daripada jalan Allah
ini :
Allah berfirman :
“ Dan belanjakanlah hartamu di jalan Allah,
dan janganlah kamu melemparkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. “ ( 2
: 195 )
Asbabun Nuzul daripada ayat ini adalah ketika
seorang sahabat hendak cuti atau istirahat, atau tidak mau ikut pergi di jalan
Allah karena sedang mempunyai urusan. Sehingga turunlah ayat ini untuk mereka
yang ada terlintas untuk istirahat atau berhenti dari berjuang di jalan
Allah.
Di dalam Al Qur’an Allah berfirman
:
“ Sesungguhnya Kalian adalah ummat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang Ma’ruf (dakwah), dan
mecegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah…”
(3 :111)
Disini Allah bilang kita sebagai Choiru Ummat
atau Umat terbaik tentu ada sebabnya. Ini dikarenakan kita diamanahkan untuk
memikul suatu kerja yang tidak diamanah kepada umat sebelumnya yaitu kerja
kenabian atau kerja dakwah. Menyeru manusia kepada yang Ma’ruf dan mencegah yang
mungkar atau dakwah ini adalah identitas umat Nabi SAW sebagai pelanjut risalat
kenabian. Jika kita tidak melakukan tugas ini maka ini seperti polisi yang
berpakaian polisi tetapi tidak mau mengerjakan tugasnya, hanya mau duduk-duduk
saja diwarung, pasti dia akan dimarahi atasannya. Baju Polisi yang melambangkan
identitas seorang polisi ini seperti kerja dakwah yang merupakan identitas umat
ini. Jika kita tidak melakukan tugas yang menjadi identitas kita sebagai umat
Nabi SAW maka kita akan dimurkai Allah Ta’ala.
Dalam Mahfum Hadits, Dari Aisyah R.ha berkata
mendengar Nabi SAW bersabda :
“ Hai Manusia, Allah SWt berfirman kepada
kalian : “Serulah (dakwahlah) kepada manusia untuk berbuat kebaikan dan cegahlah
mereka dari perbuatan mungkar”, sebelum datang kepada kalian (akibatnya) dimana
kalian berdo’a kepadaKu tetapi Aku tidak akan menerima do’a kalian, kalian
meminta kepadaKu tetapi Aku tidak akan memenuhi permintaan kalian, kalian
memohon pertolongan kepadaKu tetapi Aku tidak akan menolong kalian.” (At
Targhib)
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda mahfumnya
:
“Apabila umatku sudah mengagungkan dunia
(maksudnya : mendahulukan dunia dibanding perintah Allah), maka tercabutlah dari
mereka dari kehebatan islam. Apabila umatku meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar (Dakwah), maka diharamkan bagi mereka keberkahan wahyu (Kefahaman
Agama). Dan apabila umatku sudah saling caci mencaci (hujat menghujat) satu sama
lain, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah Ta’ala.” (HR Hakim dan
Tirmidzi)
Dari Abu Said Al Khudri, Nabi SAW bersabda
:
“Barangsiapa melihat suatu kemungkaran maka
hendaklah cegah dengan tangannya. Jika tidak mampu cegahlah dengan lidahnya.
Jika tidak mampu hendaklah dia merasa benci dalam hatinya dan ini adalah
selemah-lemahnya Iman.” (HR Muslim)
Oleh karena itu penting ada diantara kita yang
siap melakukan inisiatif untuk mengajak manusia kearah perbaikan seperti yang
telah dicontohkan oleh Nabi SAW. Walaupun itu hanya segolongan orang yang
memulainya demi tegaknya agama dan perbaikan atas ummat.
Allah berfirman :
“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan
ummat (jemaah) yang menyeru kepada kebaikan, menyeru kepada yang Ma’ruf, dan
mencegah kemungkaran, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
(3:104)
Disini bahkan Allah bilang bagi orang yang mau
menyeru manusia kepada kebaikan ini sebagai orang-orang yang beruntung. Dan
hanya orang-orang yang mencintai Allah, Rasul, dan Agamanya Allah saja yang
mampu berfikir ke arah tersebut dan mau membuat usaha perbaikan atas Ummat.
Tanda-tanda kecintaan seseorang kepada Allah yaitu terlihat dari keinginan dia
mengikuti orang yang paling Allah cintai agar dia bisa mendapatkan cinta dari
Allah kepadanya.
Allah berfirman :
“Katakanlah (hai Muhammad SAW) : Jika kamu
mencintai Allah , ikutilah Aku, niscaya Allah akan mengasihimu, dan mengampuni
dosa-dosamu..” (3:31)
Inilah yang Allah minta kepada orang yang
mengaku cinta kepada Allah yaitu dengan mengikuti jalan orang yang paling
dicintaiNya yaitu Nabi SAW. Hanya dengan cara Nabi SAW kita akan mendapatkan
cinta Allah SWT, ini karena Allah telah mewariskan kepada Nabi Sunnanul Huda
atau Jalan-jalan Hidayah (Petunjuk). Jika kita berjalan diluar Sunnanul Huda
niscaya tersesatlah kita. Sekarang bagaimana cara mengikuti Nabi SAW ? Apa itu
jalan Nabi SAW ?
Allah berfirman :
“Katakanlah (hai Muhammad SAW) : ini adalah
jalanku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (manusia) kepada Allah
dengan Hujjah yang nyata…” (12:108)
Allah telah perintahkan kepada Nabi SAW untuk
menjelaskan jalan hidupnya kepada manusia agar mereka mengikutinya. Apa itu
jalan hidup Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya yaitu mengajak orang untuk taat
kepada Allah dan semua Perintah-perintahNya. Inilah yang namanya Dakwah yaitu
mengajak orang kepada Allah saja dan untuk taat kepada perintah-perintahNya.
Inilah maksud dikirimkan rombongan-rombongan dakwah ke seluruh pelosok dunia.
Jadi jalan dakwah ini adalah jalan hidup kenabian dan salah satu sunnah Nabi
SAW. Hanya dengan mengikuti jalan yang orang kita cintai baru cinta kita ini
dapat dibenarkan. Bagaimana kita bisa mengaku cinta sementara kita tidak mau
mengikuti orang yang kita cintai.
Dalam Hadits Mahfum Nabi SAW bersabda
:
“Barang siapa yang mengamalkan sunnahku
berarti dia mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku maka dia akan di
surga bersamaku.” (Al Hadits)
“Semua orang dari ummatku akan masuk surga
kecuali yang menolak.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yang menolak ya
Rasullullah SAW ?” Nabi SAW menjawab, “Mereka yang menolak Sunnahku.” (Al
Hadits)
NIAT KELUAR DI JALAN ALLAH SWT
NIAT KELUAR DI JALAN ALLAH SWT ADA 4
:
1. Mencari ridho Allah
2. Niat Islah Diri
3. Belajar Usaha Rasulullah saw
4. Siap untuk diantar ke seluruh
alam
1. NIAT MENCARI RIDHO ALLAH
a. Ikhlas semata-mata mencari ridho
allah,
b. Rela berkorban demi agama Allah
c. Membawa sifat ihsan (merendahkan diri di
hadapan Allah Swt)
d. Semakin banyak amal, semakin tinggi rasa
takutnya kepada Allah
2. NIAT ISLAH DIRI
a. Untuk memperbaiki diri sendiri bukan untuk
memperbaiki orang lain
b. Untuk menghancurkan sifat-sifat buruk dalam
diri kita
c. Tidak bangga diri ketika dipuji
d. Tidak benci jika di caci
3. BELAJAR USAHA RASULULLAH SAW
Usaha Rasulullah saw ada 4 : Dakwah ilallah,
Ta’lim wa ta’alum, dzikir wal ibadah, &
khidmat
Usaha Rasulullah Saw dibuat dengan cara bil
hikmah, sistemnya mujahadah, lahannya hati-hatimanusia, targetnya mardhatillah,
dan hasilnya hidayah.
4. SIAP DIHANTAR UNTUK DIHANTAR KE SELURUH
ALAM.
a. Untuk mengetahui keadaan umat Islam di
seluruh alam
b. Untuk mengetahui amal umat Islam diseluruh
alam
c. Untuk menyebarkan Usaha Rasulullah saw ke
seluruh alam
d. Untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh
alam.
APA YANG DIBUAT JEMAAH KETIKA MEREKA KELUAR DI JALAN ALLAH
Mereka menghidupkan amalan Nabi secara
menyeluruh yakni Dakwah, Taklim wa Ta’allum, dan Tazkiyyah. Sesuai ayat
:
Ya Tuhan kami, utuslah seorang Rasul
ditengah-tengah mereka yang berasal dari diri mereka sendiri (yang tugasnya)
membacakan ayat-ayat Engkau (DAKWAH), mengajarkan kepada mereka ALKITAB dan
ALHIKMAH (Taklim wa Ta’allum) dan Tazkiyyah (Dzikir Ibadah dan Khidmat),
Sesungguhnya Engkau Maha Gagah dan Maha Bijaksana (AL
Baqarah : 129)
Doa di atas adalah doa Nabi Ibrahim ketika
selesai membangun Ka’bah sehingga mereka katakan : Inilah amalan masjid yang
diinginkan Ibrahim as.
Mereka membagi waktu khuruj dengan tertib
sebagai berikut :
4 Jam untuk Dakwah, yang terdiri dari
:
1. Jaulah Umumi, yakni jumpa seluruh orang
kampung
2. Jaulah Khususi, yakni jumpa orang perorang
sebagaimana kedudukan orang yang didatangi, misalnya : ulama atau
umara.
3. Jaulah Taklimi, yakni mereka berkeliling
untuk ajak orang kampung duduk di majlis taklim fadhilah amal yang mereka
buat.
4. Jaulah Tasykili, yakni mereka datang ke
tempat orang yang ada simpati setelah mendengar bayan-bayan (penjelasan)
mereka.
5. Jaulah Ushuli, yakni mereka datang kepada
orang yang niat keluar bersamaan dengan kepindahan mereka ke kampung
lain.
4 Jam mereka gunakan untuk Taklim, yang
terdiri dari :
1. Taklim Kitabi
2. Taklim Halaqah Al Quran
3. Taklim Enam Sifat
4. Mudzakarah Adab-Adab Sunah
Sehari-hari
5. Taklim Infiradi, yakni membaca buku yang
mereka bawa di luar amalan ijtima’i
4 Jam Mereka gunakan untuk Dzikir Ibadah,
yang terdiri dari :
1. Sholat berjamaah
2. Sholat-sholat sunnah
3. Dzikir Pagi Petang
4. Sholat Tahajud dan Doa Hidayah dimalam
hari
5. Tilawah Al Quran
6. Doa-doa masnunah
4 Jam mereka gunakan untuk Khidmat, yang
terdiri dari :
1. Khidmat kepada Amir
2. Khidmat kepada Jemaah
3. Khidmat kepada orang kampung
4. Khidmat kepada diri sendiri
Semuanya menyita waktu 16 Jam. Sedangkan
sisanya digunakan 6 jam untuk tidur dan 2 jam untuk MCK dan keperluan pribadi
lainnya.
Apabila mereka keluar ikut tertib dengan iktu
kepada amalan ijtima’I secara full, maka biasanya dengan izin Allah mereka
mendapat Ishlah setelah pulang. Bisa jaga shalat berjamaah dan muamalah dan
mu’asyarahnya menjadi lebih baik.
Kegagalan orang keluar di jalan Allah
disebabkan mereka tidak ikut tertib sehingga tak ada Ishlah dan setelah itu
sulit diperbaiki lagi dan jadi HIJAB bagi manusia lain untuk dapat
Hidayah.
3 Perkara yang menyebabkan seorang sukses
keluar di jalan Allah :
1. Keluar dengan mentaati Amir
2. Keluar dengan tertib di dalam
Ijtimaiyyat
3. Keluar semata karena Allah SWT
Apabila orang keluar dengan 3 hal tersebut
maka Allah akan beri kepada mereka 2 perkara :
1. Dicabut sifat binatang dari diri
mereka
2. Doa mereka akan dikabulkan sebagaimana doa
Nabi-Nabi.
Telah banyak bukti perubahan yang terjadi
pada orang yang keluar di jalan Allah, mereka yang sebelumnya orang yang rusak
agamanya atau sampah masyarakat. Preman, Koruptor, Bandar Narkoba, Artist
Pejabat, Anak Menteri, Polisi, Tentara, dsb yang sebelumnya jauh dari agama,
mereka kini menjadi Pendakwah, bukan hanya diri mereka baik tapi mereka juga
fikir orang lain untuk menjadi baik.
Sehingga ketika Amir mereka Syaikh Maulana
Muhammad Yusuf Al Kandahlawi Rah A dikritik orang katanya Jemaah Tabligh hanya
Amar Makruf saja tak ada Nahi mungkar. Maka Beliau katakan : Hadits yang
menyebutkan : “Jika kamu lihat kemungkaran maka ‘Fal Yughayyir’ yakni rubahlah
bukan hancurkanlah maka lihatlah oleh kalian !! Perubahan hidup mereka dari
maksiat kepada taat.
ENAM SIFAT JEMAAH TABLIGH
Yang menarik dari Enam Sifat Jemaah Tabligh
merupakan ciri kas mereka yang tidak dimiliki oleh Harokah lain. Bahkan Enam
Sifat seperti kode untuk membedakan mereka dengan yang lain. Untuk masuk Negara
Israel misalnya kebanyakan gerakan Islam tidak boleh tetapi Jemaah Tabligh tak
bisa dibendung kehadirannya di Israel karena mereka gunakan Jemaah yang berasal
dari negeri yang ada hubungan Diplomatik dengan Israel yakni Singpura,
Australia, dsb.
Untuk bedakan Jemaah Tabligh atau bukan maka
orang Israel uji mereka di Bandara dan Perbatasan dengan SIX POINT / ENAM
SIFAT.
Yang menakjubkan banyak ahli Jemaah mereka
yang orang-orang Arab, Yordan, Yaman yang sebelumnya menganut WAHABI yakni yang
tak mau menerima sesuatu yang tidak ada tuntunan dari AL Quran dan As Sunnah,
ketika salah seorang ditanya kenapa terima Enam Sifat ? Mereka katakan bahwa
Enam Sifat ada dalam Surat Thaha yakni pesan Allah SWT kepada Nabi Musa as
sebelum dakwah kepada Fir’aun, Samiri, Hamman, Baslam, Qorun.
1. Sesungguhnya Aku Allah tiada Tuhan selain
Aku maka sembahlah Aku
2. Dirikan Sholat untuk iangat Aku
3. Pergilah kamu dan saudaramu (Harun as)
dengan ayat-ayat Ku dan jangan lupa untuk ingat Aku.
4. Berkatalah kepada Firaun dengan lemah
lembut
5. Aku pilih engkau untuk diri Ku
6. Pergilah kamu kepada Firaun karena dia
telah melampaui batas
ENAM SIFAT
1. Yakin terhadap hakikat kalimah La ilaha
illa Allah
2. Shalat Khusyu’ wal Khudu’
3. Ilmu ma’a Dzikir
4. Ikramul Muslimin (Akhlaq terhadap orang
Islam dan Adil terhadap orang Kafir seperti ucapan lemah lembut kepada
Firaun)
5. Tashhiihunniyah (Amal Semata karena
Allah)
6. Dakwah dan Tabligh
Lihatlah tuan-tuan point enam sifat di atas
adakah yang ikhtilaf dengan Al Quran dan Hadits.
JEMAAH TABLIGH SELESAIKAN MASALAH UMMAT
DENGAN AMALAN MASJID
Dari Surat Al Baqarah 129 terlihat doa Nabi
Ibrahim di Ka’bah / di masjid memohon amal Nabi yakni : Dakwah, Taklim, dan
Tazkiyyah. Hal ini untuk menghilangkan panyakit asal manusia yakni :
1. Takut kepada selain Allah karena ketika
manusia hadir di dunia langsung berhubungan dengan kekuatan makhluk, sedangkan
Allah menyempurnakan diri untuk uiji hambaNya.
2. Hidup dengan cara kebiasaan sendiri,
karena untuk atasi keadaan hidup yang keras mereka usaha bagaimana bisa bertahan
sehingga ketika berhasil maka diyakini sebagai cara hidup yang baik
(adat).
3. Memakai hukum selain yang diturunkan Allah
SWT, karena berhasil mengatasi persoalan hidup, maka dibuatlah menjadi suatu
undang-undang.
Amalan Nabi berfungsi untuk :
1. DAKWAH untuk memasukkan Iman Yakin kepada
manusia sehingga keluar kebesaran makhluk dan masuk kebesaran Allah
SWT.
2. TAKLIM untuk mengenalkan cara hidup
anbiyasehingga merubah cara hidup adat menjadi cara hidup secara
Sunnah.
3. TAZKIYAH mensucikan kehidupan manusia dari
dosa ketika jumpa dengan Allah. Di zaman Nabi penzina, pencuri, pemabuk datang
kepada hukum Islam untuk minta disucikan. Sehingga hukum tegak bukan cari pelaku
maksiat tetapi orang datang kepada hukum untuk tazkiyah.
Syaikh Ilyas Rah A katakan amalan masjid /
amalan Nabi yakni :
1. Dakwah
2. Taklim wa Ta’allum
3. Dzikir Ibadah
4. Khidmat
4 Penyakit yang menjangkiti Umat :
1. Hubbuddunya (Cinta Dunia)
2. Bodoh dalam agama (Tidak tahu
hukum)
3. Maksiat kepada Allah Ijtima’i
(bersama-sama)
4. Senang berpecah belah.
Cara Pengobatannya :
1. Jadikan dakwah sebagai maksud hidup
umat
2. Taklim wa Ta’allum
3. Dzikir Ibadah (Sholat mencegah Fahsya dan
Mungkar)
4. Khidmat kepada orang Islam
PROGRAM JAULAH (Keliling Jumpa Umat/Door to
Door)
Jaulah adalah tulang punggung Dakwah,karena
semua anbiya’ mengadakan jaulah / keliling jumpa manusia. Jaulah merupakan
kumpulan usaha / amal Nabi yang dikerjakan dalam waktu bersamaan, yakni :
Dakwah, Taklim, Dzikir Ibadah, dan Khidmat.
Jaulah dibagi menjadi 2 bagian yakni : Di
luar dan di dalam.
Di dalam masjid hidupkan amalan : Taklim
dengan cara taqrir (menulang-ulang pentingnya amal agama dan kerja agama),
Dzikir dikerjakan oleh seorang atau lebih mudzakir, dan khidmat dikerjakan oleh
seorang atau lebih istiqbal.
Bagian yang di luar : Dalam surat Yasin
diceritakan tentang jaulah Habb Annajar dimana beliau disyahidkan saat buat
jaulah.
Tatkala Kami utus dua orang (Mutakallim dan Amir) QS Yasin : 14
Maka Kami kuatkan dengan yang
ketiga (makmur) QS Yasin : 14
Dan datanglah seseorang dari pinggiran kota
dengan tergesa-gesa (Dalil) QS Yasin : 20
Dengan dalil yang kuat serta adab-adab yang
tinggi maka jaulah merupakan asbab hidayah bagi manusia, banyak orang yang
terkesan dengan cara jaulah ini. Mereka datangi para pemabuk, rumah orang kaya,
orang miskin, orang sakit, orang lapar, dll tak kesan dengan keadaan mad’u
nya.
Adakah cara dakwah yang lebih haq, lebih
hebat dari ini. Suatu cara dakwah yang sudah teruji di Al Quran menghantarkan
Habib Annajar menjadi Mukromin.
Bukan dakwah uji coba !!
Bukan Dakwah Inovasi !!
Tapi Dakwah cara Nabi .
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.